Covid-19: Menjadi Humanis atau Kapitalis?
Oleh
Sri Jayanti, Pend. Sejarah 2019
Jika bicara soal humanisme, belakangan ini tentu sudah
tak asing berlalu-lalang di telinga kita. Lalu, sebenanrnya apa itu humanisme?
Humanisme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah aliran yang bertujuan
menghidupkan rasa perikemanusiaan dan menciptakan pergaulan hidup yang lebih
baik. Sekarang ini, topik tentang kemanusiaan memang sedang menjadi topik yang
hangat di kalangan masyarakat. Apalagi di tengah pandemi covid-19 ini.
Orang-orang berlomba untuk berbuat kebaikan atas dasar kemanusiaan di tengah
pandemi. Namun, masih banyak pula orang yang memanfaatkan pandemi ini sebagai
langkah awal untuk menjadi kapitalis dadakan.
Covid-19 merupakan virus yang meresahkan masyarakat dunia
akan kehadirannya. Kehadirannya memiliki pola yang diam-diam menghanyutkan.
Diam-diam, virus ini sudah menyebabkan kematian dalam skala yang bisa dibilang
cukup besar. Virus ini pun memberikan dampak yang tak mengenakkan untuk keberlangsungan
hidup manusia. Hal yang menjadi sorotan disini adalah dalam bidang ekonomi. Di
tengah pandemi ini, ekonomi dunia maupun negara kita Indonesia tercinta ini
seperti dilumpuhkan seketika. Banyak orang yang kesusahan untuk mencari sesuap
nasi guna bertahan hidup. Kantor-kantor ditutup. Banyak usaha rumahan yang
mungkin akan gulung tikar. Nasib-nasib para pekerja seakan sudah di ujung
tanduk.
Namun yang membuat hati teriris adalah, di tengah pandemi
ini orang-orang masih banyak yang seakan menutup mata kepada keadaan sekitar.
Masih banyak orang-orang yang tak peduli akan sesama. memilih untuk meraup
keuntungan sendiri tanpa memikirikan kesejahteraan orang lain. Memilih untuk
melakukan apapun guna bertahan hidup tanpa memikirkan bahwa masih banyak orang
lain yang ingin bertahan hidup juga.
Penulis akan mengambil contoh banyaknya oknum-oknum
penjual masker dan handsanitizer yang
menaikkan harga jualnya hingga sepuluh kali lipat lebih tinggi dari harga
biasanya. Pada awal pandemi ini, orang-orang berlomba untuk mencari masker dan handsanitizer guna perlindungan diri
terhadap covid-19. Namun sangat disayangkan, melihat banyaknya permintaan dari
para konsumen ini lah yang membuat para penjual masker dan handsanitizer menaikkan harga jualnya bahkan hingga sepuluh kali
lipat. Penulis sudah melakukan pengamatan di berbagai platform e-commerce mengenai hal ini. Katakanlah
masker yang biasanya dijual dengan harga dua puluh lima ribu per satu box, kini
dihargai hingga jutaan rupiah. Sungguh ironi. Hal ini menunjukkan seakan-akan
hanya orang-orang kaya saja yang boleh terjamin kesehatannya. Sementara
orang-orang dengan kehidupan menengah ke bawah tak layak untuk hidup sehat dan
terhindar dari ancaman penyakit. Seakan-akan para penjual itu memanfaatkan
kondisi yang sedang chaos ini untuk
mendapatkan keuntungan. Katakanlah para penjual itu menjadi kapitalis dadakan.
Dalam hal ini rasanya rasa dan sikap kemanusiaan sudah tergerus oleh keadaan.
Padahal harusnya kita saling menguatkan.
Hal yang terjadi di Indonesia ini sungguh
berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di Singapura. Di Singapura sendiri,
ia membagikan masker gratis dan handsanitizer untuk warganya. Dikutip dari Asiaone.com, Minggu, 23
Februari 2020, pembagian masker gratis ini
diadakan di Waterloo Street, Singapura. Tepatnya di luar Kuil Kwan Im Thong
Hood Cho pada pukul 11 pagi. Tak hanya masker, perusahaan ini juga membagikan 300 liter hand sanitizer. Namun, pembagian ini
terbatas. Setiap satu orang hanya bisa mendapatkan dua buah masker dan 50ml sanitizer. Hal ini tentu
perlu dicontoh oleh Indonesia sendiri. Dimana kemanusiaan sangat dijunjung
tinggi di sana.
Namun dibalik banyaknya
aksi-aksi dari oknum kapitalis dadakan yang banyak beroperasi di Indonesia,
ternyata tak sedikit orang-orang yang masih mempunyai rasa kemanusiaan yang
tinggi. Sebut saja seorang influencer yang bernama Rachel Vennya. Lewat akun
instagramnya @rachelvennya, ia melakukan penggalangan dana untuk memberikan APD
bagi para tenaga medis yang kekurangan APD. Selain diberikannya APD, Rachel
sendiri juga memberikan paket-paket makanan untuk tenaga medis agar tenaga
medis tetap kuat untuk menyembuhkan orang-orang yang terjangkit covid-19. Aksi
kemanusiaan yang dilakukan Rachel ini ternyata menumbuhkan kesadaran akan
pentingnya rasa kemanusiaan di tengah pandemi ini. Akhirnya banyak influencer
lain ataupun masyarakat yang melakukan penggalangan dana untuk aksi kemanusiaan
ini.
Pada akhirnya perlu kita
ingat bahwasanya kemanusiaan itu sangat lah penting. Terutama pada saat
sekarang ini. Rasa kemanusiaan kita terhadap sesama seakan diuji oleh keadaan.
Selayaknya makhluk sosial, kita harus saling bahu-membahu untuk memberantas
pandemi ini. Sendiri mungkin mampu. Namun, jika dilakukan bersama rasanya akan
lebih kuat dan cepat pula pengaruhnya. Dalam kondisi sekarang ini, tak ada
pilihan lain selain bersikap peduli terhadap sesama dan tidak egois. Serta
tidak menjadi kapitalis dadakan. Sebaik-baiknya manusia adalah ia yang
bermanfaat bagi manusia lainnya. Jadi, jangan bosan untuk menebar kebaikan dan
menjunjung tinggi rasa kemanusiaan. Dalam kondisi seperti ini, kita tentu harus
saling menguatkan.
Related Posts