PENDAHULUAN
Indonesia baru saja melaksanakan pemilihan umum presiden
dan wakil presiden beberapa bulan lalu. Dengan banyaknya partai politik yang
ikut dalam ajang tersebut. Dilihat dari sejarahnya, partai politik di Indonesia
muncul pertama kali pada masa pergerakan nasional, tepatnya sekitar tahun 1912
pada masa pemerintahan kolonial. Indische Partij (IP), sebuah partai politik
pertama yang dibuat di Indonesia oleh orang Indo dengan orang Indonesia,
khususnya Jawa, yang didirikan oleh Ernest Douwes Dekker, Tjipto Mangkusumo,
dan Soewardi Suryaningrat. Indische
Partij merupakan sebuah partai politik revolusioner pertama yang muncul melawan
pemerintah kolonial Belanda. Tujuan dibentuknya Indische Partij sendiri ialah
untuk membangkitkan semangat nasionalisme antara kaum Indo dengan kaum
bumiputera untuk melawan pemerintah kolonial Belanda. Indische Partij dibentuk
melalui sebuah komisi yang terdiri dari tujuh orang, seperti J.R Agerbeek, J.D.
Brunsveld van Hulten, G.P Charli, E.C.L Couvreur, E.F.E Douwes Dekker, J. van
der Poel, dan R.H Teuscher. Namun karena beberapa sebab dan akibat, panitia
tujuh tersebut pun dibubarkan dan akhirnya Ernest Douwes Dekker mencari orang
untuk bergabung ke Indische Partij dari kalangan bumiputera, karena menurutnya
jika partai hanya untuk orang – orang Indo saja, nantinya partai tersebut tidak
akan berkembang dan sedikit pengikutnya. Maka ia mencari dari kalangan
bumiputera seperti Tjipto Mangkusumo dan Soewardi Suryaningrat yang keduanya
itu memiliki jiwa revolusioner dalam menentang pemerintahan kolonial.
Indische Partij atau Partai Hindia merupakan sebuah
partai yang revolusioner dengan konsep nasionalismenya untuk mencapai
masyarakat hindia yang merdeka. Dalam indische Partij, orang yang mempunyai hak
merdeka bukan hanya dari golongan Indo saja, melainkan orang yang tinggal,
hidup, dan makan dari tanah Hindia yang harus mendapatkan kemerdekaannya, bukan
hanya dari satu golongan saja. Karena menurut Ernest Douwes Dekker, masyarakat
Indis bukan hanya sebatas Indo melainkan segenap penduduk yang lahir dan
bertempat tinggal di Hindia tanpa memandang ras dan etnisitas. Namun, dengan
cita – cita dari Indische Partij yang ingin seluruh masyarakat hindia
mendapatkan kemerdekaan, itu semua tidak berjalan dengan baik karena pemerintah
kolonial berulang kali menolak atas permintaan dari Ernest Douwes Dekker agar
organisasi politik tersebut di legalkan atau diresmikan seperti organisasi
Sarekat Islam. Itu semua menghambat cita – cita dari Indische Partij.
Baru beberapa bulan didirikan tepatnya pada tanggal 31
maret tahun 1913, Indische Partij pun dibubarkan oleh pimpinan pusat karena
menyangkut masalah tidak diresmikannya organisasi tersebut oleh pemerintah
kolonial. Pemerintah kolonial menganggap bahwa Indische Partij merupakan sebuah
organisasi yang membahayakan. Walaupun Indische Partij secara resmi dibubarkan,
tetapi para anggotanya pendukung Indis,
dan orang – orang Indonesia demi kelangsungan perjuangan dan cita – cita dari
Indische Partij, disarankan berpindah ke organisasi Insulinde. Insulinde merupakan organisasi yang didirikan di
Bandung pada tahun 1907. Perkumpulan itu bertujuan “mencapai keadaan yang lebih
baik terutama bagi orang Eropa yang lahir di Hindia Belanda, juga orang Eropa
yang menetap secara permanen. Namun karena terlalu elitis, Insulinde tak
terlalu mendapat simpati dan kemudian organisasi itu pun berganti nama menjadi
Nationale Indische Partij ( NIP, yang juga disebut Sarekat Hindia ). Di dalam
organisasi Nationale Indische Partij terjadinya perpecahan gagasan dan tujuan
antara kaum pribumi dan kaum eropa, serta kaum indo yang mengakibatkan
organisasi ini pun bubar tepatnya pada tahun 1919. Dari pendahuluan yang
singkat tersebut, akan dijelaskan secara detail dibagian pembahasan mengenai
nasionalisme Indische Partij juga peran dalam pergerakan nasional Indonesia
hingga berubah nama Menjadi Nationale Indische Partij ( NIP ).
SELENGKAPNYA DOWNLOAD LINK DIBAWAH INI
Related Posts