Menu

PENDIDIKAN DAN PENALARAN ( PILAR ) TULISAN ANAK SEJARAH ( TUAS )
  • Drop Down

    • Abstract
    • Model
    • Techo
    • Options
  • SEJARAH DALAM FOTOGRAFI SEPUTAR BEMP PENDIDIKAN SEJARAH UNJ Perpustakaan Online ( KILAS )

    Drop Menu

    • Crystal
    • Digital
    • Graphs
    • Settings
  • Menu

    BEMP PENDIDIKAN SEJARAH UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

    Selamat datang. Akun blog ini resmi milik Badan Eksekutif Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta . Dikelola oleh Divisi Komunikasi dan Informasi BEMP Pendidikan Sejarah UNJ

    • Home
    • Seputar Sejarah dan BEMP Pendidikan Sejarah UNJ
      • BEMP Pendidikan Sejarah UNJ
        • VISI DAN MISI BEMP PENDIDIKAN SEJARAH
        • DATA PENGURUS BEMP PENDIDIKAN SEJARAH
      • Sejarah Indonesia
        • MASA PRA SEJARAH HINGGA REFORMASI
      • Sejarah Dunia
        • EROPA
        • ASIA ( TIMUR TENGAH, TIMUR, SELATAN, ASIA TENGGARA)
    • TULISAN ANAK SEJARAH ( TUAS )
      • Film
        • TULISAN ANAK SEJARAH
        • UMUM
      • Buku
        • TULISAN ANAK SEJARAH
        • Umum
    • Pendidikan dan Penalaran ( PILAR )
    • Perpustakaan Online ( KILAS )
    Go
    Home » #PENDIDIKAN DAN PENALARAN ( PILAR ) » PENDIDIKAN DAN PENALARAN [ STUDENT LOAN : WAJAH KAPITALIS PENDIDIKAN DI NEGERI INI ]

    PENDIDIKAN DAN PENALARAN [ STUDENT LOAN : WAJAH KAPITALIS PENDIDIKAN DI NEGERI INI ]

    DISKUSI ASIK SEJARAH [ STUDENT LOAN : WAJAH KAPITALIS PENDIDIKAN DI NEGERI INI ]






    “Student Loan: Wajah Kapitalis Pendidikan di Negeri Ini”
    .
    .


    “Dan bila student Loan gagal, Jokowi hanya menyaringkan sebuah nyanyian orang miskin berbunyi, “orang hiduap dan bekerja untuk membayar hutang”. Karya Pinter politik

    Senin, 16 April 2018 Badan Eksekutif Mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Jakarta (BEMP Pendidikan Sejarah UNJ) mengadakan diskusi publik dengan tajuk “Student Loan: Wajah Kapitalis Pendidikan Negeri Ini” yang dibahas dalam diskusi tersebut yaitu bagaimana perkembangan tujuan pendidikan yang melahirkan masalah-masalah baru hingga melahirkan kebijakan student loan serta dampaknya terhadap rakyat.
    Dalam satu dasawarsa terakhir, dunia pendidikan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Banyak perubahan-perubahan sistem dan kebijakan dalam dunia pendidikan di Indonesia, baik berupa kebijakan yang dapat dikatakan “Pro Rakyat” hingga kebijakan yang diibaratkan seperti “meracuni rakyat”.


    Akan tetapi, hampir semua kebijakan pemerintah dalam dunia pendidikan berdampak pada berubahnya tujuan pendidikan yang sekarang lebih mengarah kepada pendidikan barat yang menekankan individualistik dan kebebasan individu. Tak hanya itu, pendidikan saat ini seolah menjadi komoditi pasar yang diperjual-belikan oleh pemerintah terhadap rakyatnya.


    Menariknya dalam buku “Politik Pendidikan” karya Paulo Freire menjelaskan bahwa pendidikan pada masa ini tidak lagi bertujuan menghasilkan manusia yang humanis tapi malah menghasilkan manusia yang dehumanis, karena pendidikan hanya menghasilkan orang-orang terlatih seperti kehendak ekonomi atau politik tertentu. Mengutip dari tulisan “Sarjana Hp China” karya Luqman Hakim dan Tio Prakoso menyatakan bahwa pendidikan di Indonesia saat ini seperti pabrik Handphone Cina yang memproduksi produk dalam jumlah besar namun tidak memiliki kualitas yang baik, ribuan sarjana yang lulus atau diproduksi oleh perguruan tinggi di Indonesia tapi tidak banyak yang memiliki kualitas yang memadai, karena kita memasuki masa dimana pendidikan menjadi produk pasar bukan kebudayaan, apalagi produk intelektual.



    Rizky Fajrin Mahasiswa Pendidikan Sejarah Univesitas Negeri Jakarta menjelaskan bahwa saat ini tujuan perguruan tinggi di dunia yang seharusnya menjadi tempat menghasilkan manusia berbudaya seperti awal perguruan-perguruan tinggi di Jerman kini sudah jauh berbeda, perguruan tinggi saat ini hanya menciptakan manusia-manusia yang yang berorientasi ekonomi dan materialistik, perkataan Rizky Fajrin dikutip dari buku yang berjudul “The University in Ruins” atau Universitas dalam kehancuran karya Bill Readings.


    Dari hal itu, pendidikan di Indonesia semakin menyulitkan rakyat miskin untuk memperoleh pendidikan yang layak, terutama pendidikan di perguruan tinggi. Namun, seolah membaca permasalahan yang ada pemerintah saat ini memcoba memberikan solusi pendidikan dengan meluncurkan kebijakan “Student Loan” atau “Hutang Pendidikan yang terinspirasi dari kebijakan-kebijakan negara asing seperti Amerika Serikat dan Inggris.


    Presiden Jokowi menjelaskan dalam pidatonya bahwa dia meminta perbankan nasional untuk berinovasi mengeluarkan produk pembiayaan untuk pendidikan atau student loan untuk membantu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dalam penjelasannya pula Jokowi berharap dengan adanya student loan makan tingkat kredit masyarakat akan meningkat.


    Perlu kita ketahui bahwa sebenernya student loan bukan hal baru di Indonesia, sebetulnya hal ini pernah dilakukan pada masa Orde Baru, tepatnya di tahun 1980-an dengan nama Kredit Mahasiswa Indonesia (KMI). Namun sayangnya, kebijakan tersebut gagal karena ternyata para nasabah muda tersebut, tak mampu untuk membayar hutang-hutangnya.


    Jika kita lihat fakta diatas bukanlah tidak mungkin negara ini akan melakukan kesalahan yang sama dalam menerapkan kebijakan tersebut, meskipun menurut Jokowi Widodo, sistem student loan pada masa Orde Baru dengan saat ini tentu jelas berbeda. Perbedaan itu terdapat dari kebijakan pelunasan hutang, jika dulu hutang dibayarkan dengan kesepakatan jangka waktu tertentu berbeda dengan saat ini, para nasabah muda dapat membayarkan hutangnya setelah dia lulus dari perguruan tinggi dan mendapatkan perkerjaan yang layak untuk melunasi hutangnya.


    Namun, solusi ini seperti racun bagi rakyat miskin karena rakyat yang ingin mendapatkan pendidikan di perguruan tinggi harus dibebankan dengan hutang kepada bank dengan bunga sekitar 6%, solusi ini pula seolah menempatkan rakyat miskin ke dalam lingkaran setan yang tidak berdaya untuk melakukan proses pelunasan hutang.


    Beban hutang yang akan ditanggung dari mulai puluhan hingga ratusan juta ini, masih harus di tambah bunga yang juga dipengaruhi oleh inflasi dollar. Dengan demikian, bisa kita ketahui bahwa sebenarnya kebijakan student loan yang dilakukan di Indonesia adalah kebijakan yang sangat beresiko tinggi, karena para penghutang dituntut komitmen hingga puluhan tahun untuk melunasi pinjamannya.


    Tak hanya itu resiko menjadi pengganguran di Indonesia menjadi salah satu beban tersendiri bagi para nasabah muda yang meminjam dana pendidikan student loan, karena faktanya hampir 2,6 juta mahasiswa lulusan perguruan tinggi di Indonesia belum mendapatkan pekerjaan setelah menyelesaikan pendidikannya.


    Kebijakan student loan seolah mempertengas perubahan dimensi pendidikan yang ada di Indonesia, dimensi pendidikan di Indonesia kini sudah jauh berbeda. Dimensi pedagogis pendidikan yang pada mulanya diharapkan oleh Ki Hadjar Dewantara menjadi dasar landasan pendidikan di Indonesia, tapi sekarang dimensi pendidikan sudah mengarah pada politik dan ekonomi semata. Karena hal tersebut, Indonesia yang mengikat diri pada World Trade Organization (WTO) sejak tahun 1994, menyetujui dan melaksanakan kebijakan General Agreement on Trade in Service (GATS), Indonesia bisa dengan bebas mengkomersialisasikan bidang pendidikan.


    Seperti dilansir Pinter Politik, kebijakan student loan pula dijadikan Jokowi sebagai alat politik untuk mendapatkan suara generasi muda pada pemilihan presiden di tahun 2019, bila Presiden Jokowi berhasil menciptakan skema pinjaman dana yang lebih “ramah” entah bagaimana caranya, tak menutup kemungkinan, pada pemilu 2019 mendatang, Jokowi bisa lantang menyanyikan lagu Batak yang terkenal Anakkon hi Do Hamoraon di Ahu (Anakku adalah kekayaanku) bersama para pemilih muda. Dan bilab student loan gagal, Jokowi hanya akan menyaringkan sebuah nyanyian orang miskin berbunyi, “Orang hidup dan bekerja untuk membayar hutang”.


    Tertanda,
    PSDM BEMP Pendidikan Sejarah UNJ


    Add Comment
    #PENDIDIKAN DAN PENALARAN ( PILAR )
    Minggu, 21 April 2019

    facebook

    twitter

    google+

    fb share

    About BEMP SEJARAH UNJ

    Related Posts
    < Previous Post Next Post >

    Cari Blog Ini

    Diberdayakan oleh Blogger.
    • Mei (1)
    • April (3)
    • Agustus (1)
    • Juli (3)
    • Juni (1)
    • Mei (9)
    • April (15)
    • Juli (7)
    • Mei (6)
    • April (3)
    • Maret (3)
    • Mei (2)
    • Maret (2)

    AKUN BEMP PENDIDIKAN SEJARAH UNJ

    • E-mail
    • Twitter
    • Line
    • Instagram
    • YouTube

    Labels

    • #PENDIDIKAN DAN PENALARAN ( PILAR )
    • #PERPUSTAKAAN ONLINE ( KILAS )
    • #TULISAN ANAK SEJARAH ( FILM )
    • #TULISAN ANAK SEJARAH ( TUAS )
    • Advokasi
    • FIS
    • Kunjungan
    • PORSENI
    • SEJARAH DUNIA
    • Seputar_BEM
    • Tulisan

    Laporkan Penyalahgunaan

    About Author

    • Beranda

    About Us

    Foto saya
    BEMP SEJARAH UNJ
    Lihat profil lengkapku

    Blogger templates

    Latest Post

    Featured post

    TULISAN ANAK SEJARAH

    Realitas Penggolongan UKT Mahasiswa Oleh: Hana Shafira        Disahkannya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang pendidikan tingg...

    Popular Posts

    • NUSA JAWA : SILANG BUDAYA ( JARINGAN ASIA ) JILID 2
      Judul   Buku      : NUSA JAWA : SILANG BUDAYA ( JARINGAN ASIA ) JILID 2 Penulis              : Denys Lombard Penerbit          ...
    • RESENSI FILM [The Patriot]
      THE PATRIOT oleh: Banyu Aryoningprang . . . Judul: The Patriot Sutradara: Roland Emmerich Produser: Dean Devlin, Mark G...
    • Perubahan Logo BEM Sejarah UNJ
      Bismillahirohmanirrohim. Sesuai Edaran Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mengenai perubahan nomeklatur Jurusan menja...
    • PARTAI POLITIK PERTAMA DI HINDIA BELANDA : NASIONALISME DAN PERAN INDISCHE PARTIJ SAMPAI NATIONAALE INDISCHE PARTIJ DALAM PERGERAKAN NASIONAL TAHUN ( 1912 - 1923 )
      PENDAHULUAN Indonesia baru saja melaksanakan pemilihan umum presiden dan wakil presiden beberapa bulan lalu. Dengan banyaknya parta...
    • Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia
      Review Buku Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia Oleh: Muhammad Fakhriansyah Penulis : Fadly Rahman. Penerbit ...
    • KEUNTUNGAN KOLONIAL DARI KERJA PAKSA [ Sistem Priangan dari Tanam Paksa Kopi di Jawa 1720 - 1870 ]
      Judul Buku : KEUNTUNGAN KOLONIAL DARI KERJA PAKSA [ Sistem Priangan Dari Tanam Paksa Kopi di Jawa, 1720 - 1870 ] Penulis : JAN BREMAN ...
    • NUSA JAWA : SILANG BUDAYA ( BATAS - BATAS PEMBARATAN ) JILID 1
      Judul  Buku     : NUSA JAWA : SILANG BUDAYA ( BATAS – BATAS PEMBARATAN ) JILID I Penulis             : Denys Lombard Penerbit     ...
    • PERSPEKTIF BARU PENULISAN SEJARAH INDONESIA
      Judul Buku : Perspektif Baru Penulisan Sejarah Indonesia Penerbit : Yayasan Obor Indonesia Tahun Terbit : 2008  Tempat Terb...
    • NUSA JAWA : SILANG BUDAYA ( WARISAN KERAJAAN - KERAJAAN KONSENTRIS ) JILID 3
      Judul  Buku     : NUSA JAWA : SILANG BUDAYA ( WARISAN KERAJAAN – KERAJAAN KONSENTRIS  ) JILID 3 Penulis             : Denys Lombar...
    • SEJARAH di PORSENI FIS UNJ 2018
      PORSENI atau Pekan Olahraga dan Seni yang dilaksanakan setiap tahun oleh Fakultas Ilmu Sosial UNJ ini sudah berakhir, guys. Acar...

    Social Share

    Weekly Posts

    • NUSA JAWA : SILANG BUDAYA ( JARINGAN ASIA ) JILID 2
      Judul   Buku      : NUSA JAWA : SILANG BUDAYA ( JARINGAN ASIA ) JILID 2 Penulis              : Denys Lombard Penerbit          ...
    • RESENSI FILM [The Patriot]
      THE PATRIOT oleh: Banyu Aryoningprang . . . Judul: The Patriot Sutradara: Roland Emmerich Produser: Dean Devlin, Mark G...
    • Perubahan Logo BEM Sejarah UNJ
      Bismillahirohmanirrohim. Sesuai Edaran Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mengenai perubahan nomeklatur Jurusan menja...

    Like us On Facebook

    Labels

    #PENDIDIKAN DAN PENALARAN ( PILAR ) #PERPUSTAKAAN ONLINE ( KILAS ) #TULISAN ANAK SEJARAH ( FILM ) #TULISAN ANAK SEJARAH ( TUAS ) Advokasi FIS Kunjungan PORSENI SEJARAH DUNIA Seputar_BEM Tulisan

    Copyright BEMP PENDIDIKAN SEJARAH UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2014 . Template Created by