Pada hari Senin, 15 April 2019, Divisi Pengembangan
Sumber Daya Mahasiswa BEMP Pendidikan Sejarah UNJ, mengadakan salah satu acara
PILAR (Pendidikan dan Penalaran), yakni Diskusi Isu Sosial--DIKSI yang
bertempat di Arena Prestasi Fakultas Ilmu Sosial, Kampus A UNJ.
Pembicara dalam diskusi ini menghadirkan Muhammad
Rizky Suryana ( Mahasiswa Pendidikan Sejarah 2016). Topik yang diangkat di
dalam diskusi merujuk pada sebuah buku karya Peter Kasenda yang berjudul
"Peristiwa 27 Juli 1996 Titik Balik Perlawanan".
Peristiwa 27 juli 1996 adalah terjadinya dualisme
yang terjadi dalam badan partai PDI, dualisme terjadi karena adanya pertikaian
antara kubu Soerjadi dan kubu Megawati. Pertikaian dua kubu berujung pada
pecahnya kerusuhan yang dimulai dengan penyerangan ke gedung PDI oleh kubu
Soerjadi.
Pertikaian dilatarbelakangi oleh presiden Soeharto yang ingin menggulingkan Megawati melalui Soerjadi. Megawati melakukan perlawanan dengan mimbar bebas untuk orang-orang oposisi saat itu.
Gerakan golput pun digembor-gemborkan oleh Megawati setelah peristiwa 27 Juli 1996.
Wacana mulai dari sini golput pun akhirnya tumbuh subur dari masa ke masa hingga saat ini. Golput dijadikan sebagai alat protes terhadap pemerintah, namun permasalahannya adalah jika kita golput, kemana suara kita bermuara??
Related Posts