Menu

PENDIDIKAN DAN PENALARAN ( PILAR ) TULISAN ANAK SEJARAH ( TUAS )
  • Drop Down

    • Abstract
    • Model
    • Techo
    • Options
  • SEJARAH DALAM FOTOGRAFI SEPUTAR BEMP PENDIDIKAN SEJARAH UNJ Perpustakaan Online ( KILAS )

    Drop Menu

    • Crystal
    • Digital
    • Graphs
    • Settings
  • Menu

    BEMP PENDIDIKAN SEJARAH UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

    Selamat datang. Akun blog ini resmi milik Badan Eksekutif Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta . Dikelola oleh Divisi Komunikasi dan Informasi BEMP Pendidikan Sejarah UNJ

    • Home
    • Seputar Sejarah dan BEMP Pendidikan Sejarah UNJ
      • BEMP Pendidikan Sejarah UNJ
        • VISI DAN MISI BEMP PENDIDIKAN SEJARAH
        • DATA PENGURUS BEMP PENDIDIKAN SEJARAH
      • Sejarah Indonesia
        • MASA PRA SEJARAH HINGGA REFORMASI
      • Sejarah Dunia
        • EROPA
        • ASIA ( TIMUR TENGAH, TIMUR, SELATAN, ASIA TENGGARA)
    • TULISAN ANAK SEJARAH ( TUAS )
      • Film
        • TULISAN ANAK SEJARAH
        • UMUM
      • Buku
        • TULISAN ANAK SEJARAH
        • Umum
    • Pendidikan dan Penalaran ( PILAR )
    • Perpustakaan Online ( KILAS )
    Go
    Home » #TULISAN ANAK SEJARAH ( TUAS ) » KONVENSI SENECA FALLS 1848

    KONVENSI SENECA FALLS 1848


    KONVENSI SENECA FALLS 1848
    Oleh: Annisa Nurul Hidayah

    .
    .
    .


    Perempuan merupakan sosok penting yang hadirnya juga turut andil dalam menciptakan peristiwa-peristiwa kesejarahan dunia. Namun, sejarah kerap tidak adil bagi perempuan. Lembaran-lembaran sejarah kerap kali hanya mencantumkan kisah heroik laki-laki. Tengok saja, sosok lelaki kerap dilukiskan sebagai sosok manusia ideal. Mulai dari citra Tuhan manusia dalam hampir keseluruhan sistem teologis, pembawa pesan suci keagamaan, bahkan sampai tokoh-tokoh filsafat pun acapkali yang muncul dalam sejarah adalah laki-laki. Perempuan menjadi gelisah diperlakukan oleh sejarah yang diskriminatif. Mereka kemudian memberontak, menuntut sejarah yang adil, utamanya memperjuangkan kesetaraan gender.


    Konvensi perempuan di Seneca Falls, 19-20 Juli 1848, setidaknya menjadi guratan penting dalam sejarah gerakan perempuan (feminisme). Konvensi Seneca Falls ini diadakan pada 19-20 Juli tepatnya di Kapel Wesleyan, Seneca Fall, New York. Konvensi ini membahas tentang hak-hak kaum perempuan dan melahirkan suatu deklarasi yang dinamakan “Declaration of Sentiments”. Konvensi Seneca Falls ini sekaligus menjadi konvensi perempuan pertama yang diadakan di Amerika Serikat.



    Latar Belakang dan Berlangsungnya Seneca Falls 1848

    Layaknya peristiwa sejarah lainnya, suatu peristiwa bukanlah terjadi tanpa adanya sebab musabab yang melatarbelakanginya. Konvensi Seneca Falls ini juga merupakan suatu akibat dari suatu peristiwa lain, yaitu Konvensi Anti Perbudakan (World’s Anti-Slavery Convention) di London pada 1840. Pada Konvensi Anti Perbudakan ini, kaum wanita diikutsertakan untuk hadir. Namun, para wanita ini tidak diperbolehkan untuk berbicara; mengeluarkan pendapatnya di muka umum. Elizabeth Cady Stanton dan Lucretia Mott merupakan wanita yang merasakan kekecewaan atas hal ini.
    Elizabeth Cady Stanton dan Lucretia Mott kemudian menjadi akrab sejak pertemuannya pada Konvensi Anti Perbudakan tersebut. Mereka bekerja sama dengan Martha Wright, Mary Ann McClintock, dan Jane Hunt, untuk membuat sebuah konvensi perempuan di Seneca Falls pada 1848.


    Tiga hari sebelum konvensi, Lucretia Mott, Martha C. Wright, Elizabeth Cady Stanton, dan Mary Ann McClintock bertemu untuk menyusun agenda Konvensi Seneca Falls. Deklarasi Sentimen, yang ditulis terutama oleh Stanton, didasarkan pada Deklarasi Kemerdekaan (Declaration of Independence) untuk menyejajarkan perjuangan para laki-laki dengan perjuangan gerakan perempuan. Sebagai salah satu pernyataan pertama dari penindasan politik dan sosial terhadap wanita Amerika, Deklarasi Sentimen menghadapi kesulitan yang signifikan pada saat publikasi. Ada pun dijalankannya Konvensi Seneca Falls, menandai dimulainya gerakan hak-hak perempuan di Amerika Serikat.


    19 Juli1848, Konvensi Seneca Falls dimulai pukul 11 siang. Elizabeth Cady Stanton kemudian membacakan Deklarasi Sentimen yang diajukan dalam konvensi ini. Deklarasi Sentimen kemudian dibaca ulang, paragraf per paragraf dan dilakukan beberapa perubahan-perubahan atas itu. Pada konvensi juga disebutkan bahwa hal yang menjadi keputusan akhir akan dijadikan sebagai legitimasi atas Deklarasi Sentimen.


    Deklarasi Sentimen dimulai dengan menegaskan kesetaraan semua pria dan wanita dan menegaskan kembali bahwa kedua jenis kelamin diberkati dengan hak-hak yang tidak dapat dicabut yaitu hak hidup, kebebasan, dan mengejar kebahagiaan. Teks itu menyatakan bahwa perempuan ditindas oleh pemerintah dan masyarakat patriarkal di mana mereka menjadi bagiannya. Teks itu kemudian mencatat 16 fakta yang menggambarkan tingkat penindasan terhadap perempuan, termasuk kurangnya hak pilih perempuan, partisipasi, dan perwakilan dalam pemerintahan; kurangnya hak-hak kepemilikan perempuan dalam pernikahan; ketidaksetaraan dalam hukum perceraian; dan ketidaksetaraan dalam pendidikan dan kesempatan kerja. Dokumen itu menegaskan bahwa perempuan dipandang sebagai warga negara penuh Amerika Serikat dan diberikan semua hak dan keistimewaan yang sama yang diberikan kepada laki-laki.


    Sore harinya, dilakukan pembacaan deklarasi yang sudah dilakukan perubahan-perubahan sejak pagi. Kemudian dilakukan pemungutan suara. Kertas lalu diedarkan untuk mendapatkan tanda tangan peserta yang hadir.
    20 Juli 1848, konvensi Seneca Falls 1848 dilangsungkan. E.C Stanton kembali membacakan Deklarasi Sentimen dengan resolusi berbeda daripada hari sebelumnya. Resolusi pada hari ini menyatakan hak-hak perempuan dan berjumlah 12 resolusi. Setelah beberapa kritik, banyak perdebatan, dan beberapa perubahan, akhirnya disahkan oleh mayoritas besar.


    Kritik terhadap Konvensi Seneca Falls
    Suatu hal yang menarik dalam konvensi, satu-satunya resolusi yang tidak disetujui secara bulat adalah apa yang disebut hak pilih perempuan, karena beberapa orang khawatir bahwa masalah itu terlalu kontroversial dan akan merugikan upaya mereka untuk kesetaraan di arena lain. Enam puluh delapan wanita dan 32 pria, termasuk abolisionis Frederick Douglass, menandatangani Deklarasi Sentimen, meskipun banyak yang akhirnya menarik nama mereka karena cemoohan dan kritik yang mereka terima setelah dokumen itu dipublikasikan.


    Setidaknya ada kritik atas peristiwa sejarah di Seneca Falls. Jika menggunakan perspektif kesejarahan gerakan perempuan (feminisme), memang aksi protes perempuan di Seneca Falls menjadi bagian dari sejarah perempuan di tengah gencaranya produksi diskursus gender di seluruh belahan dunia. Tetapi pada ruang sejarahnya, gerakan yang disebut feminisme liberal ini hanya mewakili kepentingan kaum perempuan kelas menengah kulit putih. Meminggirkan kaum perempuan kulit putih kelas pekerja dan perempuan kulit hitam. Sama halnya dengan membungkam fakta ketertindasan kaum perempuan yang sesungguhnya terjadi pada keseluruhan kelas-kelas sosial. Sama juga halnya dengan diskriminasi dalam perjuangan dskriminasi; Patut disayangkan.


    Tentu saja hal ini mencederai perjuangan gerakan perempuan secara keseluruhan. Gerakan perempuan yang hanya memfasilitasi perempuan kelas tertentu tidak ubahnya menjadi bagian dari pelaku penindasan maupun perbudakan. Melupakan nafas perjuangan dari gerakan abolisionisme yang bertujuan untuk menghapus sistem perbudakan di belahan bumi Eropa maupun di Amerika. Gerakan abolisionisme -meskipun juga meminggirkan hak perempuan- yang sesungguhnya menjadi pemicu lahirnya Pertemuan Akbar Konvensi Hak-hak Perempuan di Seneca Falls 1848. Realitasnya, baik gerakan abolisionisme dan gerakan protes perempuan di Seneca Falls tidak menghilangkan fakta-fakta diskriminasi pada masyarakat dengan kelas sosial tertentu.


    Gerakan perempuan melalui protes di Seneca Falls memberikan sumbangsih terhadap gerakan perempuan pada tahun-tahun selanjutnya. Tengok saja contoh kecil dari gerakan pada tahun 1851 ketika perempuan kulit hitam ikut berbicara tentang ketidakadilan gender. Hal ini dapat dipandang sebagai respon atas kegagalan atau, dapat juga dipandang sebagai pendorong munculnya gerakan-gerakan perempuan yang terinspirasi dari peristiwa di Seneca Falls.


    Protes perempuan di Seneca Falls telah menjadi bagian dari ide-ide sejarah di seluruh belahan dunia. Keseluruhan ide sejarah ini mewujud aksi protes untuk menuntut keadilan gender. Ide keadilan gender yang menjadi penggerak kesadaran sejarah masyarakat. Kritik perempuan atas sejarah ide-ide dominasi patriarkhi. Perempuan kini telah menjadi bagian penting dari sejarah peradaban manusia. Perempuan perlahan mulai mencapai tujuannya dalam sejarah, setidaknya dimulai dari langkah kecil di Konvensi Seneca Falls.
    Add Comment
    #TULISAN ANAK SEJARAH ( TUAS )
    Selasa, 24 Juli 2018

    facebook

    twitter

    google+

    fb share

    About BEMP SEJARAH UNJ

    Related Posts
    < Previous Post Next Post >

    Cari Blog Ini

    Diberdayakan oleh Blogger.
    • Mei (1)
    • April (3)
    • Agustus (1)
    • Juli (3)
    • Juni (1)
    • Mei (9)
    • April (15)
    • Juli (7)
    • Mei (6)
    • April (3)
    • Maret (3)
    • Mei (2)
    • Maret (2)

    AKUN BEMP PENDIDIKAN SEJARAH UNJ

    • E-mail
    • Twitter
    • Line
    • Instagram
    • YouTube

    Labels

    • #PENDIDIKAN DAN PENALARAN ( PILAR )
    • #PERPUSTAKAAN ONLINE ( KILAS )
    • #TULISAN ANAK SEJARAH ( FILM )
    • #TULISAN ANAK SEJARAH ( TUAS )
    • Advokasi
    • FIS
    • Kunjungan
    • PORSENI
    • SEJARAH DUNIA
    • Seputar_BEM
    • Tulisan

    Laporkan Penyalahgunaan

    About Author

    • Beranda

    About Us

    Foto saya
    BEMP SEJARAH UNJ
    Lihat profil lengkapku

    Blogger templates

    Latest Post

    Featured post

    TULISAN ANAK SEJARAH

    Realitas Penggolongan UKT Mahasiswa Oleh: Hana Shafira        Disahkannya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang pendidikan tingg...

    Popular Posts

    • NUSA JAWA : SILANG BUDAYA ( JARINGAN ASIA ) JILID 2
      Judul   Buku      : NUSA JAWA : SILANG BUDAYA ( JARINGAN ASIA ) JILID 2 Penulis              : Denys Lombard Penerbit          ...
    • RESENSI FILM [The Patriot]
      THE PATRIOT oleh: Banyu Aryoningprang . . . Judul: The Patriot Sutradara: Roland Emmerich Produser: Dean Devlin, Mark G...
    • Perubahan Logo BEM Sejarah UNJ
      Bismillahirohmanirrohim. Sesuai Edaran Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mengenai perubahan nomeklatur Jurusan menja...
    • NUSA JAWA : SILANG BUDAYA ( WARISAN KERAJAAN - KERAJAAN KONSENTRIS ) JILID 3
      Judul  Buku     : NUSA JAWA : SILANG BUDAYA ( WARISAN KERAJAAN – KERAJAAN KONSENTRIS  ) JILID 3 Penulis             : Denys Lombar...
    • PARTAI POLITIK PERTAMA DI HINDIA BELANDA : NASIONALISME DAN PERAN INDISCHE PARTIJ SAMPAI NATIONAALE INDISCHE PARTIJ DALAM PERGERAKAN NASIONAL TAHUN ( 1912 - 1923 )
      PENDAHULUAN Indonesia baru saja melaksanakan pemilihan umum presiden dan wakil presiden beberapa bulan lalu. Dengan banyaknya parta...
    • KEUNTUNGAN KOLONIAL DARI KERJA PAKSA [ Sistem Priangan dari Tanam Paksa Kopi di Jawa 1720 - 1870 ]
      Judul Buku : KEUNTUNGAN KOLONIAL DARI KERJA PAKSA [ Sistem Priangan Dari Tanam Paksa Kopi di Jawa, 1720 - 1870 ] Penulis : JAN BREMAN ...
    • NUSA JAWA : SILANG BUDAYA ( BATAS - BATAS PEMBARATAN ) JILID 1
      Judul  Buku     : NUSA JAWA : SILANG BUDAYA ( BATAS – BATAS PEMBARATAN ) JILID I Penulis             : Denys Lombard Penerbit     ...
    • PERSPEKTIF BARU PENULISAN SEJARAH INDONESIA
      Judul Buku : Perspektif Baru Penulisan Sejarah Indonesia Penerbit : Yayasan Obor Indonesia Tahun Terbit : 2008  Tempat Terb...
    • Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia
      Review Buku Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia Oleh: Muhammad Fakhriansyah Penulis : Fadly Rahman. Penerbit ...
    • ZAMAN BERGERAK [ Radikalisme Rakyat di Jawa 1912- 1926 ] - Takashi Shiraishi
      Judul Buku          : Zaman Bergerak: Radikalisme Rakyat Jawa 1912 – 1926 Judul Asli            : An age in motion: popular radical...

    Social Share

    Weekly Posts

    • NUSA JAWA : SILANG BUDAYA ( JARINGAN ASIA ) JILID 2
      Judul   Buku      : NUSA JAWA : SILANG BUDAYA ( JARINGAN ASIA ) JILID 2 Penulis              : Denys Lombard Penerbit          ...
    • RESENSI FILM [The Patriot]
      THE PATRIOT oleh: Banyu Aryoningprang . . . Judul: The Patriot Sutradara: Roland Emmerich Produser: Dean Devlin, Mark G...
    • Perubahan Logo BEM Sejarah UNJ
      Bismillahirohmanirrohim. Sesuai Edaran Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mengenai perubahan nomeklatur Jurusan menja...

    Like us On Facebook

    Labels

    #PENDIDIKAN DAN PENALARAN ( PILAR ) #PERPUSTAKAAN ONLINE ( KILAS ) #TULISAN ANAK SEJARAH ( FILM ) #TULISAN ANAK SEJARAH ( TUAS ) Advokasi FIS Kunjungan PORSENI SEJARAH DUNIA Seputar_BEM Tulisan

    Copyright BEMP PENDIDIKAN SEJARAH UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2014 . Template Created by